di sinar rona mentari...

Untuk kesekian kali, gw menanti sesuatu yang ga pasti. Pagi ini, ke arah manapun gw lihat gerbong ini, gw ga melihat sosok indah rupa surgawi itu. Wujud keindahan itu ga menyeruak muncul dibalik riuh rendah kumpulan manusia hari ini. Mungkin aja seharusnya gw bunuh rasa ini dari dulu. Dengan 2 pilihan, menyapanya atau pergi dan menghilang. Tapi gw belum bisa memilih untuk sekarang ini. Gw terlalu pengecut untuk lari pergi menghindar dari kecantikannya. Gw masih terlalu cinta untuk melihatnya berdiri di depan gw, di dekat gw, ato bahkan hanya sekedar di belakang gw.

Penantian ini sempurna untuk bisa dibilang penantian cinta. Sempurna juga untuk menghempaskan rindu hati. Tak apalah. Saat rindu itu benar-benar hilang mati terhempas ke bumi, saat kereta ini hampir tiba di stasiun Sudirman. Gw palingkan muka gw ke belakang. Betapa Tuhan Maha Adil, auranya bersinar di belakangku. Penantian gw berujung. In a sudden, came out of nowhere, dia dibelakang gw. Ingin gw tersenyum ke dia, tapi bibir ini terasa getir. Cukup gw pendam aja rasa ini. Gw wudah cukup bahagia. Jiwa ini sudah merasa cukup, bagai di sinar rona mentari, cerah dan menari-nari pagi ini...

No comments:

Post a Comment