Somehow, gw bersyukur kepada Tuhan. Gw dikasih karunia berupa mata dan hati. Dua mata, normal, yang bisa melihat keajaiban dan keindahan dari Tuhan, dan hati untuk menilai keajaiban dan keindahan tersebut. Dia, berdiri di sudut mata gw. Dengan baju putih lengan panjangnya. Dengan tas hitam, dan kantong kertas berwarna pink, bertali putih. She was there. Rambutnya sebahu lebih dikit. Matanya memandang dengan sayu. Seolah menyapa, atau gw yang terlalu ge-er aja kali ya? Dia masih mencari tempatnya untuk berdiri. Tempat yang lega, agar dia bisa membawa dua tasnya itu. Diujung gerbong dia berhenti. Bersandar di dekat pintu di ujung gerbong. Tas kertasnya diletakkan di bawah, di sela kedua kaki kecilnya yang berselimut celana hitam, dan sepasang sepatu hitam. Dia masukan tangannya ke dalam tas, ga tau apa yang dia cari. Dibantu dengan kedua mata sayunya, ia melihat ke dalam tas. Dia keluarin sebuah mp3 player, warnanya pink, dengan earphone putih. Di masukkannya dua ujung earphone itu tiap-tiap telinganya. Ditundukkan kepalanya. Dia masih ragu, lagu apa buat hari ini, buat pagi ini, setelah beberapa lama, kayanya dia temukan lagu yang dia suka. Gimana gw bisa tau? Dia tersenyum dan mulai menggerakkan kepalanya perlahan ke kiri dan ke kanan, sesuai dengan irama lagu yang dia dengerkan. Dari ketukannya dan membaca gerakan bibir tipisnya, lagu pop, atau paling nggak pop rock. Girly things banget deh. Gw ga bisa tenang. Dia bikin gw jadi maling, dia bikin gw jadi pencuri. Dia bikin gw selalu berusaha curi-curi pandang. Sampai suatu ketika dia...
No comments:
Post a Comment