bingkai lukisan asa

Setiap kali aku melihatnya, senyumnya seakan merobek lembayung sore setiap hariku. Membuat retakan yang menganga yang seolah membiarkanku untuk masuk ke dalam sebuah ruang khayal tentangnya. Tentang dia, gadis cantik berkacamata itu. Ujung-ujung bibirnya yang penuh itu seakan menarikku masuk ke sebuah dunia yang berbeda, yang dipenuhi dengan kelopak bunga berwarna-warni yang berterbangan.

Dia selalu disana dan duduk terdiam di balik punggung manusia yang berarak pulang bagai burung gereja di senja hari. Duduk, dengan anggun. Dengan pandangan yang seakan membuktikan kepadaku bahwa masih ada keindahan tersisa di dunia ini. Keindahan yang takkan lelah untuk terus aku tatap. Yang terus kupakai sebagai pewarna dalam lukisan di benakku. Yang kubingkai dengan rasa dan asa.

Entah akan kudiamkan lukisan itu berapa lama. Aku masih tak bernyali untuk mendatanginya. Walau hanya sekedar untuk datang, menyapanya. Dan memperkenalkan diri. "Hai, namaku ...".


Published with Blogger-droid v2.0.4

No comments:

Post a Comment