di mimpiku aku sadar...

Sabtu malam, aku termenung sendiri. Menggelayutkan angan dan harapan tentang dirimu di sendunya bulan yang tak purnama lagi. Sayang bulan itu, rindu akan dirinya yang bersinar penuh, menerangi gelapnya malam. Kupandangi bulan lama, dengan tatapanku, yang jelas tanpa arti untuknya. Iba untuknya, seperti iba pada diriku sendiri, yang terlalu lemah dan lirih ketika ingin menegurmu, sehingga hanya mampu terucap sapa kepadamu dalam hati saja, sambil mulut ini terkatup. Entah sudah berapa lama aku menaburkan lamun dan khayal di beranda rumahku yang kecil ini. Entah sudah berapa lama jarum jam berdetak ketika aku tebarkan serbuk tidur beraroma mimpi di teras rumah ini. Hingga aku tak sadarkan diri dan terjatuh di bangku kayu reot dan lapuk yang kududuki. Aku tertidur, pulas, entah karena lelah, entah pula karena aku terlalu terbuai khayalku sendiri akan dirimu yang terasa mengganjal di lubuk hati. Aku terlelap, terkulai. Semua tampak hitam. Tapi entah datang darimana, aku melihatmu, di mimpiku aku sadar aku sedang bermimpi. Aku tahu aku sedang di alam bawah sadarku, ketika aku tahu ada kamu disini. Kamu duduk di sofa berwarna merah muda, dalam kamarmu yang pun berwarna merah muda. Dengan gaun berkilauan berwarna putih, begitu anggun kulihat kamu. Lagi-lagi, dan bahkan dalam mimpi, tenggorokanku tercekat ketika aku ingin bertanya siapa namamu. Ingin aku berteriak membebaskan diri dari rasa canggung ini. Dan tanpa aku pinta, tiba-tiba kamu sodorkan namamu untuk berjabat tangan denganku, sambil kamu sebutkan namamu. What the ....? Ini mimpi, bahkan aku sadar ini cuma mimpi, hanya dalam mimpi. Dengan lembut kamu sebutkan nama kamu, lemah, pelan, lirih, tapi terdengar jelas, sangat jelas malah, sampai aku bahkan masih ingat namamu senin pagi ini. Dari sudimara, aku kumpulkan semua nyali yang kupunya, segala keberanian kubulatkan, untuk menyapamu di kehidupan nyata, sekedar berkata “Hai...”. Tapi apa lacur, lagi-lagi semuanya buyar ketika kamu masuk melewati pintu gerbong kereta ini, aku jadi kerdil kembali, dan aku berteriak dalam hati, meneriaki diriku sendiri “Dasar Pengecut!”. Dan ya, aku memang pengecut...

1 comment:

  1. Semua mimpi pasti bisa diraih kalau kita percaya sepenuhnya pada mimpi tersebut, tetap semangat meraihnya.. Pasti bisa! :)

    ReplyDelete