Setelah berhari-hari ini, setelah hampir sebulan, aku relain buat ga liat kamu di kereta ini lagi. Dari rindu sampai kecewa, sampai dendam, sampai akhirnya rasa terhadap kamu itu hilang. Dari aku yang terbiasa ada kamu, sampai akhirnya aku jadi biasa tanpa kamu. Tapi kenapa ada kamu lagi pagi ini? Kenapa aku harus lihat kamu lagi di gerbong ini pagi ini? Kenapa? Aku palingkan pandanganku sepagian ini dari kamu. Aku buang jauh keluar, ke derunya angin laju kereta. Aku biarkan mataku (hanya) untuk melihat keluar. Tak kurelakan mataku buat memandangi kamu. Toh aku tak perlu merasa bersalah terhadap perasaan ini, dia sudah terbiasa. Walaupun aku sedikit kecewa karena terlalu congkak, tapi aku tak bermaksud begitu. Di hati terdalam, terdalam, aku senang lihat kamu lagi. Bahagia. Dahaga akan kehadiranmu terlegakan sudah. Dendam yang terbakan ini redam sudah. Dan sekali lagi kamu sudah berhasil bikin aku gugup, tapi aku senang. Seandainya saja kamu tahu betapa leganya bisa memandang bayanganmu di kaca jendela ini. Ya, seandainya saja kamu tahu...
No comments:
Post a Comment